Senin, 10 Agustus 2009

PERIHAL MATERI BARU

Saudaraku.....
Pada hari ini , saat saya melakukan edisi revisi total atas materi blog adalah hari pertama bulan Ramadhan
. Panas matahari sangat terik. Tapi biarlah, semua kita terima dengan enjoy dan ikhlas saja toh

Saudaraku........
Jikalau banyak hal telah saya ceritakan dan berbagi dengan anda semua, saya hanya ingin mencoba menuturkan dan mengungkap Rahman dan Rahim Allah Ta'ala. Hanya itu.

Saudaraku.....
Materi blog ini adalah pandangan dan pendapat serta perasaan subjektif saya dan saya memberikan kebebasan bagi anda untuk menilai, mengkritik, menghina ataupun mencemooh atau mungkin memuji. Terserah.

Saudaraku......
Saya sendiri sudah kenyang dengan kritikan, umpatan, penghinaan, cemohan dan fitnah. Jadi sekarang bagi saya pujian, cemohan, hinaan bagi saya tidak beda. Tidak banyak berpengaruh di kehidupan saya.

Saudaraku......
Pada teman-teman terbaikku, Mas Haris Muh, pak De Babas Basuki, pak Lik Karno, Lik Lutfi meong, Om Jarwi dan saudaraku Hamdan Yassin yang masih di Lampung dan pengen bisa pulang ke Pekalongan. Keberadaan kalianlah menjadikan lembaran hidupku makin sumringah.

Saudaraku......
Saya ingin dari pengunjung bisa memberikan bahan, rujukan dan ikut mengisi blog ini. Biarlah semua kehidupan kita merupakan ibrah atau rupa-rupa dunia atau mungkin sebagai ajakan untuk menemukan kembali dan mengukuhkan tauhid kita saja. Bebas saja.

Saudaraku........
Saya bukan seorang da' i yang pandai berucapkan firman Allah atau seorang kyai dengan bayak ijazah. Tapi apa yang sampaikan Insya Allah tidak akan ada menyimpang. Setiap ucapan dan tulisan saya akan pertanggung jawabkan di hadapan Allah.

Saudaraku.......
Terus terang saya ini penggemar berat sosok Nabi Muhammad, jadi saya berusaha dengan segala kemampuan akan mencontek habis-habisan cara, tutur dan lakunya. Beliau idola saya dan saya telah berjanji tidak akan berkhianat kepadanya. Artinya tidak akan mengada-adakan suatu urusan agama di luar Al Qur'an dan sunnahnya.

Jika saya mengada-adakan sesuatu atau menambahi suatu utusan agama hanya karena berdasarkan akal pikiran kita yang notabene tidak ada sunnahnya atau perintah beliau bagi saya itu pengkhianatan atas Nabi. Seolah Nabi itu masih kurang dalam menyampaikan sesuatu pada umatnya. Celaka toh.

Jika Allah memutuskan bahwa daging babi itu haram hukumnya untuk dimakan, maka saya tidak mau tahu sebab musababnya atau asal usulnya. Saya akan patuh mentaati tanpa reserve. Ini lebih aman dari upaya pengkhianatan agama oleh akal.

Saudaraku....
Mari kita kembali pada tauhid awal. Jangan pernah menayai tindakanNya, sebab kitalah yang nantinya akan ditanyaiNya. Jangan pernah berkhianat kepada Nabi hanya karena akal kita mengakali kita. Semoga


Wassalam

1 komentar:

  1. kesabaran merupakan sesuatu yang mudah diucapkan tetapi tidak semua orang dapat melaksanakan kang, kalau kita sudah mencapai tataran tersebut maka surga tempatnya dan dunia akan damai selamat berjuang kang untuk mengarungi hidup ini
    bandeng bakrispi tluwuk

    BalasHapus

TIP : NIAT ZIARAH KE MASJID NABAWI

Assalamu'alaikum wr wb

Awal mulanya niatkanlah ziarah ke masjid Nabawi, sebab saya membaca ada sebuah hadist yang mengatakan bahwa niatkan berziarah hanya 3 tempat, yakni Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsa.

Di bawah kubah Hijau adalah makam Rasulullah, yang jika dari pintu nomor satu, lurus terus ke kiri. Sedangkan batas Raudah--taman surga-- berada diantara 4 tiang dengan warna yang berbeda dengan tiang lainnya.

Sesampai di Raudah, mari kita ikuti apa yang pernah dilakukan sahabat Ibnu Umar. Ibnu Umar, jika masuk Raudah, sholat 2 rekaat, berdo'a kemudian segera meninggalkan Raudah.

Sesampainya di makam Nabi, beliau mengucapkan salam pada Nabi, Abu Bakar Dan Umar bin Khattab. Kemudian beliau berlalu.

Sebagaimana diketahui Ibnu Umar meniru Nabi sampai ha-hal kecil seperti ketika Nabi hendak menunaikan ibadah haji, beliau pernah berhennti sebentar di bawah pohon di suatu tempat, maka Ibnu Umar pun menirunya.

Karena Raudah tempatnya sangat terbatas, maka alangkah mulianya jika kita tidak berlama-lama di situ. Cukup seperti yang dilakukan Ibnu Umar.