Rabu, 26 Agustus 2009

PENGANTAR

Assalamu'alaikum wr wb

Sebagaimana telah saya utarakan dahulu, bahwa keberadaan blog ini semata-mata hanya untuk berbagi atau boleh juga tempat curhat atau bisa juga untuk mendapatkan solusi dari pelbagai problematika umat.

Ada perubahan baru dari blog ini, disamping saya tambahkan link ke beberapa blog yang saya kelola berdasarkan materi yang mungkin bisa bermanfaat bagi pembelajaran diri sendiri atau bagi para pengunjung.

Sementara yang tengah saya persiapkan adalah linking ke materi Sembuh Tanpa Biaya, Pengalaman Spiritual di tanah suci dan Ngaji Yuk.... Di blog ini juga sudah saya tambahkan untuk kegiatan interaktif timbal balik via chatting, guna mempermudahkan komunikasi antara saya dan anda.

Blog ini tidak memihak organisasi apapun yang ada di bumi Indonesia dan tidak mengajak untuk masuk dalam suatu aliran atau ajaran-ajaran tertentu. Blog ini saya kedepankan sebagai bentuk sebuah jembatan bagi saya dan anda.

Blog ini akan bertambah seksi jika pengunjung berkenan memberikan komentar, masukan materi secara intens, ikhlas dan guyup berkumpul dan berkomunikasi di sini. Semoga. Wassalam


TIP : NIAT ZIARAH KE MASJID NABAWI

Assalamu'alaikum wr wb

Awal mulanya niatkanlah ziarah ke masjid Nabawi, sebab saya membaca ada sebuah hadist yang mengatakan bahwa niatkan berziarah hanya 3 tempat, yakni Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsa.

Di bawah kubah Hijau adalah makam Rasulullah, yang jika dari pintu nomor satu, lurus terus ke kiri. Sedangkan batas Raudah--taman surga-- berada diantara 4 tiang dengan warna yang berbeda dengan tiang lainnya.

Sesampai di Raudah, mari kita ikuti apa yang pernah dilakukan sahabat Ibnu Umar. Ibnu Umar, jika masuk Raudah, sholat 2 rekaat, berdo'a kemudian segera meninggalkan Raudah.

Sesampainya di makam Nabi, beliau mengucapkan salam pada Nabi, Abu Bakar Dan Umar bin Khattab. Kemudian beliau berlalu.

Sebagaimana diketahui Ibnu Umar meniru Nabi sampai ha-hal kecil seperti ketika Nabi hendak menunaikan ibadah haji, beliau pernah berhennti sebentar di bawah pohon di suatu tempat, maka Ibnu Umar pun menirunya.

Karena Raudah tempatnya sangat terbatas, maka alangkah mulianya jika kita tidak berlama-lama di situ. Cukup seperti yang dilakukan Ibnu Umar.